Wayan Dendra, Pemulung yang Sukses Jadi Anggota Dewan


Minggu, 20 Januari 2013 16:20 wib
Ilustrasi (Foto: Dok Okezone)
Ilustrasi (Foto: Dok Okezone)
SIDOARJO - Hidup sebagai rakyat miskin dirasakan I Wayan Dendra, yang kini menjadi warga Sidoarjo, Jawa Timur, sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Puluhan tahun hidupnya serba kekurangan, namun tidak membuat Dendra patah semangat.

Sifat mandiri dan suka berinovasi membuat Wayan Dendra tumbuh berkembang. Meski akhirnya dia mampu bekerja sebagai karyawan disebuah perusahaan farmasi di Surabaya dengan jabatan penting, namun dilandasi dengan sifat kemandiriannya yang kuat membuat Wayan Dendra meninggalkan pekerjaannya sebagai karyawan dan lebih memilih menjalani profesinya sebagai pemulung.

Dengan hanya berbekal tekad dan keberanian yang kuat, tanpa mengenal rasa malu, putra pertama dari tiga bersaudara pasangan almarhum I Nengah Sateng dan Ni Nyoman Teke ini akhirnya berkecimpung didunia barang bekas.

Meski dibutuhkan tenaga ekstra, Wayan Dendra tetap semangat mendatangi sejumlah pabrik dan pusat perbelanjaan hanya untuk mencari limbah dan sampah bekas yang telah dibuang.

Dengan mendapatkan keuntungan bersih senilai Rp40 ribu pada awal aktivitasnya sebagai pemulung, Wayan Dendra makin bersemangat yang akhirnya membawa dirinya menjadi seorang pemulung yang sukses dan mampu mengumpulkan omzet puluhan juta rupiah per minggunya.

Meski harus bekerja dengan menggunakan pakaian apa adanya, bapak lima anak ini sehari-hari tidak malu jika harus berkecimpung dengan sampah dan barang bekas. Berkat keuletan dan kepiawaiannya dalam memilah barang-barang bekas, kini Wayan Dendra mampu menjadi pengusaha barang bekas dengan memiliki tempat usaha di lima kota di Jawa Timur dengan jumlah karyawan lebih dari 50 orang.

Tidak hanya sukses menjadi pengusaha barang bekas yang sukses, pria berusia 53 tahun ini juga menjadi seorang anggota legislatif di Sidoarjo. Melalui pengalamannya sebagai masyarakat miskin selama puluhan tahun, Wayan Dendra mampu merangkul sejumlah kalangan masyarakat yang akhirnya membawa dirinya menjadi salah satu anggota wakil rakyat yang duduk di kursi parlemen di tingkat Kabupaten Sidoarjo.

Kini Wayan Dendra yang menjabat sebagai Ketua DPC Partai Hanura Sidoarjo harus bisa mengemban tugas dan tanggung jawab yang berat, baik sebagai wakil rakyat, tokoh partai dan sebagai koordinator pemulung di Sidoarjo.

Karena merasa berangkat dari bawah, Wayan Dendra tidak hanya mengambil keuntungan untuk dirinya pribadi dan keluarga, namun hasil keuntungan dari kerja kerasnya sebagai pemulung juga dia bagikan kepada sejumlah anak yatim dan kurang mampu melalui organisasi dunia UNICEF setiap bulannya.

Meski telah menjadi wakil rakyat dan sukses menjadi pengusaha barang bekas, namun sosok Wayan Dendra kini makin dikenal masyarakat Sidoarjo sebagai seorang pemulung. Disela aktifitasnya sebagai anggota legislative, dia masih mau berkecimpung sebagai pemulung.

Dia kini berharap apa yang telah dilakukannya sejak menjadi masyarakat miskin hingga  mendapat jabatan dan sukses menjadi pengusaha barang bekas dapat ditiru oleh masyarakat lainnya dengan berbekal semangat dan mengesampingkan rasa malu. Setiap orang bisa mampu menjadi sosok orang yang sukses.

(Pramono Putra/Sindo TV/ful)

Raffi Ahmad,Luna Maya,Irwansyah dan Zaskia Di tang...

Raffi Ahmad,Luna Maya,Irwansyah dan Zaskia Di tang...: Raffi Ahmad,Luna Maya,Irwansyah dan Zaskia Di tangkap Polisi terjerat Kasus Narkoba - Informasi terbaru dari kalangan dunia selebriti in...

Mantra Sakti

SUMPAH JAWATAN RAJA MALAYSIA

SUMPAH JAWATAN BAGI RAJA 
YANG MENJALANKAN TUGAS-TUGAS YANG DI-PERTUAN AGONG

Kami ........................................... ibni ........................................... Yang di-Pertuan Agong bagi Malaysia bersumpah dengan melafazkan: Wallahi; Wabillahi; Watallahi; Maka dengan lafaz ini berikrarlah kami dengan sesungguh dan dengan sebenarnya mengaku akan taat setia pada menjalankan dengan adilnya pemerintahan bagi Malaysia dengan mengikut sebagaimana Undang-undang dan Perlembagaan Negeri yang telah disah dan dimasyhorkan dan yang akan disah dan dimasyhorkan di masa hadapan ini. Dan lagi kami berikrar mengaku dengan sesungguh dan dengan sebenarnya memeliharakan pada setiap masa Ugama Islam dan berdiri tetap di atas pemerintahan yang adil dan aman di dalam negeri.

Ikut cara tidur Rasulullah, siapa tahu bermimpi Beliau



bismillahirrahmanirrahim
Tidur adalah salah satu kebutuhan terpenting bagi tubuh dan jiwa kita, sekaligus merupakan nikmat dari Allah SWT yang tidak ternilai. Sayangnya tidak semua orang mengerti bagaimana cara tidur yang berkualitas tinggi seperti halnya Rasulullah Muhammad SAW. Berikut ini adalah tips singkat mengenai bagaimana cara beliau ketika akan tidur dan ketika bangun tidur, semoga bisa kita ikuti.

Ketika akan tidur:
  1. Berwudhu-lah seperti wudhu ketika akan sholat;
  2. Bacalah do’a sebelum tidur. Pilihlah salah satu dari contoh doa Rasulullah SAW di bawah ini:
    1. Bismika Allahumma Amut wa Ahyaa“, yang artinya: “Dengan nama-Mu ya Allah aku mati dan hidup”;
    2. Robbi qinii ‘adzaabaka yawma tab’atsu ‘ibaadaka“, yang artinya: “Ya Robbi, peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Kau bangkitkan seluruh hamba-Mu”;
    3. Alloohumma bismika amuutu wa ahyaa“, yang artinya: “Ya Allah, dengan Asma-Mu aku mati dan aku hidup”;
    4. Allahumma aslamtu nafsii ilaika wawajjahtu wajhi ilaika wafawwadhtu amrii ilaika wa alja’tu zhahrii ilaika raghbatan warahbatan ilaika laa malja-a walaa manja-a minka illaa ilaika. Aamantu bikitaabikalladzii anzalta wanabiyyikal ladzii arsalta“, yang artinya: “Wahai Allah, saya menyerahkan diriku kepada-Mu, menghadapkan mukaku kepada-Mu, menyerahkan semua urusanku kepada-Mu, dan menyandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harapan dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari siksaan-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Saya beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dari nabi yang Engkau utus”.
  3. Bacalah surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas dalam posisi berbaring. Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah membaca ketiga surat tersebut setelah mengumpulkan kedua telapak tangannya dan meniupnya. Kemudian setelah selesai membaca, beliau mengusapkan kedua tangannya 3x ke seluruh badan yang mampu diusap, dengan dimulai dari kepala, muka, dan bagian depan badannya;
  4. Berbaringlah dengan memiringkan tubuh ke arah kanan;
  5. Letakkan tangan kanan di bawah pipi sebelah kanan;
  6. Dan tidurlah dengan tenang dan damai :)
Ketika bangun tidur:
  1. Berdoalah dengan doa yang beliau ajarkan ini: “Alhamdu lillaahil-lladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilayhin-nusyuur“, yang artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami mati, dan kepada-Nya kami kembali”;
  2. Usaplah bekas tidur dari wajah dengan tangan;
  3. Hiruplah air ke dalam hidung lalu keluarkan (semburkan) kembali. Ini disebut beristinsyaq dan beristintsaar;
  4. Sikat gigi (bersiwak);
Hal lain yang penting tentang cara tidur beliau:
  1. Tidurlah di awal malam setelah sholat Isya
  2. Jangan pernah tidur dalam posisi tengkurap (perut ada di bawah)


alhamdulillahirabbilalamin

Nur Muhammadiyah

Ya Allah !
 Limpahkanlah rahmat dan keselamatan-Mu kepada Nabi Muhammad. 
Ia adalah haqiqat rahmat sifat-sifat Tuhan, ia bagaikan mutiara yang yang mengetahui semua nama-nama (asma) 
dan sifat-sifat Allah, ia yang menjadi pusat pengetahuan yang mencakup seluruh pengetahuan yang diberikan kepada makhluk, ia yang menjadi penerang (cahaya) segala sesuatu yang ada termasuk manusia, ia yang membawa (mempunyai) agama Allah, ia adalah al-Haqiqat al-Muhammadiyyah (Hakekat Muhammad, Nur Muhammad) yang bagaikan kilat bahkan lebih dari kilat yang dibuktikan dengan mengalirnya rahmat Tuhan kepada setiap orang yang menghadap-Nya., seperti halnya para nabi dan para wali, ia yang menjadi cahaya Tuhan yang menerangi seluruh makhluk di setiap tempat. Ya Allah ! limpahkanlah rahmat dan keselamatan-Mu kepada Nabi Muhammad yang menjadi 
‘ain al-Haqq (wujud keadilan, pemilik kebenaran)., telah tampak dari padanya seluruh
Hakekat keadilan yang seperti ‘arsy (gudang) sebagi sumber seluruh ilmu, yaitu ilmu agama Allah yang adil, sempurna dan istiqamah. Ya Allah ! limpahkanlah rahmat dan keselamtan-Mu kepada Nabi Muhammad yang merupakan mazhar (manifestasi) dan tajalli (penampakan lahir)-Mu, ia yang menjadi gudang (tempat penyimpanan) ilmu dan rahmat-Mu Yang Maha Besar, ia tempat datangnya kasih-Mu, ia yang meliputi seluruh cahaya yang tersimpan.
 Semoga Allah memberikan rahmat kepadanya dan kepada keluarganya, yang dengan sebab rahmat tersebut kami bisa mengetahui haqiqat (Hakekat) sesungguhnya Nabi Muhammad”.

(Syekh Ahmad al-Tijani)

Petualang Cinta: Berdiri Ketika Melihat Jenazah

http://gembelpetualang.blogspot.comPetualang Cinta: Berdiri Ketika Melihat Jenazah

Berdiri Ketika Melihat Jenazah

Download



Setiap insan pasti akan mengalami kematian, tak ada satupun jiwa yang bernafas bisa menghindar dari kematian. Islam sendiri mengajarkan kepada umatnya untuk saling menghormati dan memuliakan sesama baik ketika masih hidup maupun setelah meninggal dunia.
Kaitannya dengan menghormati dan memuliakan seseorang yang telah meninggal dunia, kewajiban bagi yang masih hidup adalah memandikan, mengkafani, menshalati dan menguburkan mayit, hukum dari kewajiban tersebut adalah Fardlu Kifayah yaitu jika telah dilaksanakan sebagian muslim, maka gugurlah kewajiban tersebut bagi yang lain, tetapi jika tidak ada satupun yang melaksanakan kewajiban tersebut, maka berdosalah semuanya.
Selain itu, Rasulullah saw juga menganjurkan untuk berdiri ketika melihat jenazah yang hendak dikuburkan, dan juga bagi orang yang mengiringi jenazah dianjurkan untuk tidak duduk sebelum mayit dimasukkan keliang lahad, anjuran ini sesuai dengan

Hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri,

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: إذا رأيتم الجنازة فقوموا، فمن تبعها فلا يجلس حتى توضع
Rasulullah bersabda: Jika kalian melihat jenazah, maka berdirilah, kemudian bagi mereka yang mengiringi jenazah sampai kekuburan janganlah duduk sampai mayit dimasukkan keliang lahad.
Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan Abu Sa’id Al-Khudri juga menguatkan hadits diatas,

ما رأينا رسول الله صلى الله عليه وسلم شهد جنازة قط فجلس حتى توضع
Kami sama sekali tidak pernah melihat Rasulullah menyaksikan jenazah dalam keadaan duduk sampai jenazah itu dimasukkan keliang lahad.
Sebagian besar ulama’ berpendapat bahwa anjuran ini adalah Mustahab dan tidak bersifat keharusan, karena ada riwayat dari Ali Bin Abi Thalib yang mengatakan bahwa Rasulullah pernah juga duduk terhadap jenazah. (Fuad H Basya/ Red. Ulil H)

 Sabtu, 26/01/2013 09:00

Aku Cinta Muhammad ibni Abdillah

  •  “Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, ‘Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa’. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya,” (QS al-Kahfi [18]: 110).
    Seperti Biasa, Pada bulan Rabi’ulawal, Berbagai acara diadakan untuk memeringati momentum istimewa ini. Peringatan Maulid Nabi ini—yang dikenal sebagai Muludan oleh Masyarakat Jawa—bisa berbeda antara satu daerah dengan daerah lain sesuai dengan kultur dan tradisi masyarakat setempat. Namun intinya tetap sama, memeringati hari lahirnya manusia agung yang dalam bahasa agama disebut sebagai insan al-kamil (manusia paripurna). Memang ada sebagian kalangan yang tidak menyetujui perayaan Maulid Nabi. Perayaan ini, menurut mereka, tidak mempunyai landasan dalam al-Qur’an maupun hadits dan juga tidak dipratikkan oleh Rasulullah Saw, sahabat, tabi’in, ataupun tabi’it tabi’in. Karena itu, tambah mereka, perayaan ini dikategorikan sebagai bid’ah. Kita tidak ingin mempertentangkan antara kelompok yang mengatakan peringatan maulid adalah ritual yang mesti dijalankan, dengan kelompok lain yang menganggap peringatan maulid sebagai perbuatan yang mengada-ada atau bid’ah. Terlepas dari dua pendapat tersebut, penulis ingin mengangkat semangat perayaan Maulid Nabi Saw yang “dipopulerkan” oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi untuk kemudian dikontekstualisasi dengan kondisi kekinian umat Islam. Sejarah Perayaan Maulid Salahuddin Al-Ayyubi—dalam literatur sejarah Eropa dikenal dengan nama “Saladin”—berasal dari dinasti Ayyub (setingkat gubernur). Ia memerintah dari tahun 1174-1193 M atau 570-590 H. Ia bukanlah orang Arab melainkan berasal dari suku Kurdi. Pusat kesultanannya berada di kota Qahirah (Kairo), Mesir, dan daerah kekuasaannya membentang dari Mesir sampai Suriah dan Semenanjung Arabia. Pada masa itu dunia Islam sedang mendapat serangan-serangan gelombang demi gelombang dari berbagai bangsa Eropa (Prancis, Jerman, Inggris). Inilah yang dikenal dengan Perang Salib atau The Crusade. Pada tahun 1099 laskar Eropa merebut Yerusalem. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan (jihad) dan persaudaraan (ukhuwah), sebab secara politis terpecah-belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan, meskipun khalifah tetap satu, yaitu Bani Abbas di Bagdad, sebagai lambang persatuan spiritual. Guna menghidupkan daya juang (jihad) umat Islam untuk merebut kembali Yerussalem, Salahuddin meminta persetujuan dari khalifah di Baghdad yakni An-Nashir agar umat Islam di seluruh dunia merayakan hari lahir Nabi Muhammad Saw. Menurut Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada nabi mereka. Ternyata ide yang dilontarkan Salahuddin ini disambut baik oleh Khalifah. Maka, pada musim ibadah haji bulan Dzulhijjah 579 H (1183 Masehi), Salahuddin sebagai penguasa haramain (dua tanah suci, Mekah dan Madinah) mengeluarkan instruksi kepada seluruh jemaah haji. Ia mengimbau agar jemaah haji setelah kembali ke kampungnya masing-masing menyosialisasikan perayaan Maulid Nabi. Salahuddin menyatakan bahwa mulai tahun 580 Hijriah (1184 M), setiap tanggal 12 Rabiul-Awal, dirayakan sebagai hari Maulid Nabi dan diisi dengan berbagai kegiatan yang membangkitkan semangat juang umat Islam. Salahuddin ditentang oleh para ulama. Sebab sejak zaman Nabi peringatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut ajaran agama cuma ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Akan tetapi Salahuddin kemudian menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan syiar agama, bukan perayaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dapat dikategorikan bid`ah yang terlarang. Ternyata peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Sultan Salahuddin itu menimbulkan efek yang luar biasa. Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin berhasil mengimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H) Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa. Di bawah kepemimpinannya, Perang Salib diakhiri dengan sedikit jumlah korban. Tak seperti saat tentara Salib menduduki Jerusalem dan membunuh semua Muslim yang tersisa, pasukan Shalahuddin mengawal umat Kristen dan memastikan jiwa mereka selamat saat keluar dari Jerusalem. Begitulah akhlak Islam dalam perang yang dicontoh kan Rasulullah Saw. Maulid Kontekstual Berangkat dari latar belakang historis maulid tersebut, jelas bahwa maulid itu sangat tergantung pada konteks. Jika dahulu Salahuddin berhadapan dengan tentara Salib, bagaimana dengan kondisi umat Islam sekarang? Untuk itu diperlukan kejelian dalam melihat permasalahan-permasalahan yang dihadapi umat Islam saat ini. Di antara persoalan-persoalan besar yang dihadapi umat adalah kemelaratan, kemiskinan, dan kebodohan serta perpecahan di tubuh umat Islam yang terkadang berakhir dengan konflik berdarah. Keempat persolan tersebut adalah masalah klasik yang belum terpecahkan sampai detik ini. Adapun permasalahan kontemporer yang dihadapi umat adalah, terorisme, kekerasan atas nama agama, tatanan dunia yang tidak adil, korupsi, narkoba, judi, pornografi dan hal-hal yang berbau takhayul. Isu-isu ini semestinya diangkat oleh muballigh, ustaz, da’i kepermukaan dan dibicarakan dalam peringatan maulid. Syukur-syukur kita mampu menemukan jalan keluarnya. Adalah menjadi lebih baik, jika dari sebuah peringatan maulid kita dapat melahirkan sebuah aksi nyata atau program yang konkrit yang bisa langsung dirasakan masyarakat seperti pemberdayaan di bidang pendidikan dan ekonomi. Pemberdayaan di dua bidang ini mempunyai peran sentral dalam mengangkis umat dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Kebodohan dan kemiskinan umat Islam ini mesti secepatnya dihilangkan karena dua hal ini merupakan adalah satu faktor utama yang menjerembabkan umat Islam dalam aksi kekerasan atau terorisme—perbuatan yang meluluhlantahkan citra Islam sebagai agama damai di tengah percaturan politik global. Jika maulid tidak lagi kontekstual, tidak mempunyai daya “pecut” menggugah semangat juang kita untuk melakukan langkah kongkret bagi kemajuan dan kemakmuran—hanya sebatas seremonial saja—sangat dikhawatirkan umat Islam akan terlempar pada romantisisme sejarah. Perlahan namun pasti, kita pun mengkultuskan Nabi Muhammad Saw sebagai orang suci yang memiliki keistimewaan ketuhanan. Padahal al-Qur’an menyebut bahwa Nabi Muhammad Saw sebagai manusia biasa. Hal ini didasarkan pada firman Allah Swt yang berbunyi, “Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, ‘Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa’. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya,” (QS al-Kahfi [18]: 110). Penegasan Al-Qur’an bahwa Rasulullah Saw adalah manusia biasa, sama seperti kita, membuatnya menjadi sangat istimewa. Karena sebagai manusia biasa yang memiliki hawa nafsu, tidak seperti malaikat, Rasulullah Saw berhasil melepaskan diri dari jeratan hawa nafsu dan tampil sebagai insan al-kamil; manusia yang senantiasa hidup dalam tuntunan nilai-nilai Ilahi.

    " Imam Muqoyyadi "

Seni Itu Indah akan tetapi tidak semua yang indah itu baik

Setan mengaburkan pandangan dalam diri manusia untuk menghalalkan sesuatu yang diharamkan Allah swt dan mengharamkan sesuatu yang dihalalkan-Nya. Misalnya dengan dalih atas nama seni, setan menutupi masalah yang seharusnya porno dan haram karena mengandung zina mata menjadi keadaan yang samar-samar. Setan mendekati seorang seniman lukis beraliran naturalis. Setan membujuknya untuk menggambar seorang wanita dengan tubuh telanjang. "Kamu pasti bisa membuat wanita dengan tubuh telanjang. Bukankah wanita adalah pemendangan terindah yang sangat menarik untuk kamu lukis?" Bisik setan.

"Tetapi bukankah itu sama saja dengan pornografi dan pornoaksi ?" Tanya sang seniman.

Menghalalkan Kemesuman Atas Nama Seni
"Salah. Salah kalau kamu menilai begitu. Semua itu tergantung pada sudut pandang kita. Kamu hanya membuatnya dalam sudut seni. Sebab, seni itu indah dan tidak mengandung syahwat. Nantinya, gambar wanita yang ada dalam lukisanmu bukan adegan BLUE FILM atau gambar mesum. Gambar itu pasti sangat indah karena kamu tidak menggambarnya dengan vulgar. Seandainya, mereka terangsang dan bersyahwat dengan gambarmu, maka bukan gambarmu yang salah, tetapi pikiran mereka saja yang kotor" bisik setan lagi.

Papa akhirnya, ia menggambar sesuai gambar yang setan perintahkan. Seorang wanita telanjang dengan rambut menutupi payudaranya. Konon, gambarnya terlihat indah, tetapi semua itu hanyalah ide setan untuk menyamarkan sesuatu yang sudah jelas haramannya.

Ya, bukankah seni seperti ini hanya dalih untuk menutupi sesuatu yang sedah diharamkan oleh Allah ? Dalam Islam, bukankah seni tidak mengumbar objek manusia ? Bukankah seni yang selama ini dipakai adlah seni yang berpusat pada manusia sebagai pusat dari segala keindahan ?

Tetapi, para manusia ini tetap bersikeras bahwa hal ini adalah seni. Mereka tidak sadar bahwa seninya dinikmati manusia dari berbagai lapisan iman dan umur yang beragam. Tentu hal ini sama saja. Karena, ia telah mengekspos zina mata tetapi ia tidak menyadarinya. Dalam hati, setan sudah membujuknya untuk mempercayai sesuatu yang menjadi keyakinannya. Ia tidak sadar akan akibatnya jika ia tetap bersikeras dengan keyakinan. Sesungguhnya, ia akan menggelincirkan banyak manusia untuk masuk ke dalam neraka yang menyala-nyala. Dan, semua itu berawal dari dirinya yang menyulut ketelanjangan.

(Sumber: Wiwid Prasetyo)

http://www.wakrizki.net/2012/04/menghalalkan-kemesuman-atas-nama-seni.html

13 Aurat Wanita

Wanita dalam keseluruhan jasad (bodinya) bahkan suaranya adalah aurat atau hiasan yang hanya halal dan yang berhak menikmati adalah muhrimnya atau suaminya yang sah. Batasan aurat yang boleh kelihatan (nampak) hanyalah telapak tangan dan wajah (referensi : Al-Quran + Hadist). Apabila seorang wanita keluar rumah dengan di hias-hiasi, maka sebenarnya wanita tersebut telah menarik perhatian syaiton. Oleh karena itu Islam mengajarkan wanita apabila keluar rumah agar aurat tertutup rapi serta keluar atas dasar keperluan rumah tangga semata, boleh berdandan tapi dalam batas sewajarnya.


13 Aurat Wanita

13 Aurat Wanita
  1. Bulu kening – Menurut Bukhari, Rasullulah melaknati perempuan yang mencukur atau menipiskan bulu kening atau meminta supaya dicukurkan bulu kening – Petikan dari (Hadis Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari)

  2. Kaki memakai gelang kaki berloceng – Dan janganlah mereka (perempuan) menghentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan – Petikan dari (Surah An-Nur Ayat 31.) Keterangan : Menampakkan kaki dan menghayunkan/ melenggokkan badan mengikut hentakan kaki terutamanya pada mereka yang mengikatnya dengan loceng sama juga seperti pelacur dizaman jahiliyah.

  3. Wangi-wangian atau parfum – Siapa sahaja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zinanya terutamanya hidung yang berserombong kapal kata orang sekarang hidong belang – Petikan dari (Hadis Riwayat Nasaii, Ibn Khuzaimah dan Hibban)

  4. Dada – Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi bahagian hadapan dada-dada mereka – Petikan dari (Surah An-Nur Ayat 31.)

  5. Gigi – Rasullulah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya – Petikan dari Hadis Riwayat At-Thabrani, Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik, yang merubah ciptaan Allah – Petikan dari Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.

  6. Muka dan leher – Dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah kamu menampakkan perhiasan mu seperti orang jahilliah yang dahulu. Keterangan : Bersolek (make-up) dan menurut Maqatil sengaja membiarkan ikatan tudung yang menampakkan leher seperti orang Jahilliyah.

  7. Muka dan Tangan – Asma binti Abu Bakar telah menemui Rasullulah dengan memakai pakaian yang tipis. Sabda Rasullulah: Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaid tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja – Petikan dari (Hadis Riwayat Muslim dan Bukhari.)

  8. Tangan – Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya – Petikan dari (Hadis Riwayat At Tabrani dan Baihaqi.)

  9. Mata – Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari pemandangannya – Petikan dari( Surah An Nur Ayat 31.)

  10. Sabda Nabi Muhamad SAW, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pandangan yang pertama sahaja manakala pandangan seterusnya tidak dibenarkan hukumnya haram – Petikan dari (Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi.)

  11. Mulut (suara) – Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik – Petikan dari (Surah Al Ahzab Ayat 32.)

  12. Sabda SAW, Sesungguhnya akan ada umat ku yang minum arak yang mereka namakan dengan yang lain, iaitu kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi perempuan, maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi – Petikan dari (Hadis Riwayat Ibn Majah.)

  13. Kemaluan – Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatan mereka – Petikan dari (Surah An Nur Ayat 31).Apabila seorang perempuan itu solat lima waktu, puasa di bulan Ramadan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam Syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya – (Hadis Riwayat Riwayat Al Bazzar.)

  14. Tiada seorang perempuanpun yang membuka pakaiannya bukan di rumah suaminya, melainkan dia telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah – Petikan dari (Hadis Riwayat Tirmidzi, Abu Daud dan Ibn Majah.)

  15. Pakaian – Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan terutama yang menjolok mata , maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan di hari akhirat nanti – Petikan dari (Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud, An Nasaii dan Ibn Majah.)

  16. Petikan dari (Surah Al Ahzab Ayat 59. )Bermaksud : Hai nabi-nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka memakai baju jilbab (baju labuh dan longgar) yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali . Lantaran itu mereka tidak diganggu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang.

    Sesungguhnya sebilangan ahli Neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk Syurga dan tidak akan mencium baunya - Petikan dari (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.) Keterangan : Wanita yang berpakaian tipis/jarang, ketat/ membentuk dan berbelah/membuka bahagian-bahagian tertentu.

  17. Rambut – Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam Neraka adalah mereka itu di dunia tidak mahu menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya – Petikan dari (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.)

Description: 13 Aurat Wanita Rating: 4.5
http://www.wakrizki.net/2012/03/13-aurat-wanita.html

Nasab Syaikh Abdul Qadir Jailani

Abu Muhammad Abdul Qadir ibni Abi Shaleh, Musa ibni Abdillah Al-Jalil ibni Yahya Az-Zahid ibni Muhammad ibni Daud ibni Musa ibni Abdillah ibni Musa ibni Abdillah Al-Mahdhi ibni Al-Hasan Al-Mutsni ibni Al-Hasan ibni Ali ibni Abi Thalib radhiyallahu Ta'ala 'anhum.

  1. Abi Thalib
  2. Ali
  3.  Al-Hasan
  4.  Al-Hasan Al-Mutsni 
  5.  Abdillah Al-Mahdhi
  6.  Abdillah
  7.  Musa
  8.  Daud
  9.  Muhammad
  10.  Yahya Az-Zahid
  11. Abdillah Al-Jalil
  12. (Abi Shaleh) Musa
  13.  Abdul Qadir